Kamis, 14 Januari 2016

Contoh Cerita Pendek (Cerpen)

Posted By: Dear Sqin -DQ's Skin Diary - 07.06

Share

& Comment



Semerah Darah.
Matahari masih malu menampakan dirinya. Burung-burung sangat bergembira dengan kicauan nya,udaranya yang sejuk dan sangat menyegarkan. Lalu tetapi, ‘’AAAAAAAAAAAA....!!!’’ Gina Terlonjak dari tempat tidur dan terbangun dari tidurnya pagi itu. Sungguh menyeramkan mimpi yang ia alaminya. Ia pun merutuki dirinya kenapa ia bisa mendapatkan mimpi yang tak patut ia mimpikan. ‘’Apakah aku tidak membaca doa tadi malam?,ah kukira sudah. Lupakan lah sebaiknya aku Shalat shubuh’’. Ia pun Berdiri dari tempat tidurnya dan langsung ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.
 Setelah sesampainya ia di sekolah ia masih mengingat-ingat mimpinya semalam.‘’Hai Gin!!,kamu kenapa? Ada masalah?’’ celetuk Hani yang tiba-tiba menghampiri Gina yang tengah melamun di tempat duduknya.‘’Eh Ani. Ngga papa kok’’ ucap Gina sedikit lemah. ‘’Kamu kenapa? Coba ceritain ke aku,mana tau aku bisa ngenolong kamu’’. ‘’Sebenarnya..’’. Handphone Gina langsung berbunyi,Lalu ia langsung memencet tombol untuk mengangkat panggilan tersebut.

’Halo?.................APAAAAAA?!’’. seluruh tubuh Gina terasa melemah. Hani yang melihat kondisi teman nya pun langsung bertindak. ‘’Gina kamu kenapa?’’, lalu sambil menangis Gina berkata ‘’Keluargaku kecelakaan..’’. ‘’Apaaaaa?!’’ Hani pun langsung tersentak kaget. Gina pun langsung keluar kelas lalu meminta izin kepada Piket untuk keluar sekolah dengan Hani dan langsung bergegas pergi ke Rumah Sakit yang ditunjukan si Penelpon tadi.
 Tidak membutuhkan waktu lama mereka pun tiba di Rumah Sakit dimana keluarganya di rawat. Ia di temani Hani segera menuju UGD. “Keluarga yang kecelakaan tadi dimana dok?” Gina hampir tidak dapat menahan air matanya lagi. Hani yang ada di dekatnya hanya bisa melihat pilu derita yang dialami sahabatnya itu. “Adek adalah keluarganya?” Tanya dokter memastikan. Dokter itu yang menangani keluarga Gina. Ia menggenakan masker dan baju operasi yang berlumuran darah, yang menandakan keadaan keluarga Gina memang benar-benar kritis. “Iya, Saya keluarganya” “Maaf adek, ayah, ibu dan kakak adek kehilangan banyak sekali darah, dan harus cepat-cepat ditolong. Tapi sayangnya, stok darah di rumah sakit kami hanya sedikit” Ujar dokter itu. “Tolong dok, tolong keluarga saya” Serasa dunia akan runtuh ketika Gina mendengar penjelasan dari dokter bahwa stok darah di rumah sakit tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan darah keluarganya. “Masih kurang untuk satu orang” Kata Dokter kepada suster yang membantunya. “Dokter, tolong dok... Ambil darah saya saja dok, yang penting keluarga saya selamat” Erang Gina. “Eh... emang golongan darah adek apa?” “Saya AB dok” “Tapi maaf, golongan darah yang diperlukan adalah B”.Mendengar perkataan dokter,Gina seakan terkena pukulan bertubi-tubi, Gina lemas tak berdaya mendengarnya. Ia hampir pingsan karena putus asa. “Gina, sadarlah.... Dokter golongan darah saya A dokter, apakah tidak bisa” Sela Hani. Ia juga ingin membantu Gina sebisa mungkin. “Tidak bisa dek” Hani pun pasrah.
Tiba-tiba ponsel Gina berdering. Ah... Ia lupa akan ponselnya. Gina lantas mengambilnya dan menjawab telpon. “Halo.... Paman?.... Iya. Gina Sudah ada di Ruang UGD.... Paman dimana? Ohh..baiklah paman” Gina lantas menutup telpon. Ada seberkas senyum di wajahnya yang tadi panik . “Siapa?” Tanya Hani. “Pamanku... dia ada disini, mungkin saja dia bisa membantu”.

 Tak lama kemudian, seorang paruh baya terlihat berlari-lari di lorong rumah sakit. Memeriksa setiap bagian ruangan, seakan mencari sesuatu. “Paman!!” Teriak Gina setelah mengetahui bahwa orang itu adalah pamannya. “Gina!! Bagaimana kabar ayah ibu dan kakak?” Paman Budi adalah adik kandung dari Ibu Gina. Kebetulan ia sedang berada di sekitar rumah sakit saat mengetahui kabar kecelakaan itu. Gina tidak bisa berkata2 lagi. Alih-alih menjawab, ia langsung menunjuk ke suster yang masih sibuk menghubungi rumah sakit lain untuk meminta stok darah. “Suster, saya adalah keluarga pasien kecelakaan ini... Apa ada yang bisa saya bantu?” “Pasien membutuhkan darah secepatnya pak. Golongannya B” Jawab sus. “Saya B. Anda bisa mengambil darah saya sus.” “Baik ikut saya, pak. Kita cek dahulu kesehatan bapak”.Gina kembali terduduk di kursi tunggu ruang UGD. Ia merasa agak sedikit lega karena pamannya datang. Tapi tetap saja, ia tidak bisa secepat itu gembira. Gina melirik ruang UGD yang terbuka setelah beberapa suster berulang kali keluar masuk ruangan itu. Air matanya menetes kembali. “Gina... yang sabar yah. Aku yakin semua pasti ada jalannya, semua ini sudah ada yang mengatur” Hani menenangkan sahabatnya itu. Sembari menjaga Gina yang masih lemas, Hani membuka ponsel nya dan mengirim sesuatu. Beberapa saat kemudian paman nya kembali, namun raut wajahnya sangatlah sedih. Gina menjadi was-was. “Bagaimana paman??? Bagaimana? Bisa tidak?” Gina hampir histeris,Paman langsung memeluk Gina dengan erat. Paman tidak ingin Gina menjadi khawatir. “Tunggu Gina, paman yakin ada seseorang yang menolong. Meski golongan darah paman dengan ibumu sama, tapi paman tidak bisa mendonorkannya. Tipe rhesus kami berbeda.” Gina akhirnya menangis. Hani pun ikut meneteskan air matanya. Pamannya tidak bisa berbuat apa-apa lagi, tetapi ia memilih untuk berpura –pura tegar. Ia tidak ingin keponakannya juga sedih. Tiba-tiba dokter dan beberapa suster terlihat berlari ke luar dari ruang UGD. Gina bisa mendengar beberapa suster memanggil suster lain, dan sang dokter menyuruh beberapa suster lainnya untuk mengambil alat. “Detak jantungnya semakin lemah dok! Kesadarannya menurun!!” Gina hanya bisa mendengar seorang suster bebicara keras memanggil dokter. Keringat dingin mengucur di sekujur badan Gina. “Ya Allah, berilah pertolongan pada HambaMu Ya Allah...” Hani pun tak kuasa menahan air matanya. Sedangkan sang paman juga terlihat berdoa dengan khusyuk. “Dokter! Kita mendapat pendonor yang tepat!” Seorang suster terlihat tergopoh-gopoh membawa kantong darah di tangannya. Di belakangnya, seorang perempuan paruh baya terlihat membuntutinya. Perempuan paruh bawa itu tidak mengikuti suster masuk ruang UGD, tetapi menghampiri tempat dimana Gina Hani dan Paman menunggu. “Mama!” Teriak Hani. “Gina? Kamu yang sabar nak.” Gina mendongak. Perempuan paruh baya itu ternyata Ibu Hani. Hani memeluk ibunya yang baru datang. “Mamah... untung mamah cepat datang, kalau tidak bisa bisa mamahnya Gina...” “Hush.... jangan begitu. Mamanya gina pasti baik-baik saja” Gina hanya melongo, air matanya justru keluar lebih deras. “Terima kasih sekali bu, untung ada Ibu, Kakak saya bisa terselamatkan!” Paman pun tersenyum sipu dan kini menyalami Ibu Hani dan mengucapkan banyak terima kasih padanya. Akhirnya masih ada harapan. Sejam menunggu diliputi cemas, akhirnya Seorang dokter keluar ruangan dan menghampiri Gina Hani Paman dan Mama Hani. “Tidak usah khawatir dek... Kondisi ibu adek sudah dapat tertolong. Tinggal menunggu pemulihan pasca oprasi. Mungkin butuh waktu beberapa jam atau hari untuk siuman. Kami akan berusaha untuk terus melakukan perawatan.” Dokter itu memberikan senyuman terlebarnya pada Gina. Gina terjatuh lemas pada lututnya. Ia seakan ingin sujud sukur. Betapa bahagiannya ia bisa melihat keluarganya kembali. Tuhan tlah memberi pertolongan lewat Ibu Hani. Ia tidak bisa berucap banyak, hanya menangis dan bergantian memeluk ibu Hani, Hani dan pamannya.


About Dear Sqin -DQ's Skin Diary

Organic Theme. We published High quality Blogger Templates with Awesome Design for blogspot lovers.The very first Blogger Templates Company where you will find Responsive Design Templates.

1 komentar:

  1. JT Casino Resort Tickets - Hollywood, FL
    iT Casino Resort tickets 목포 출장안마 at Ticketmaster.com. 하남 출장샵 Find all the upcoming 안산 출장샵 events, special events, and Q&A with 양산 출장마사지 JT Casino 바카라 사이트 주소 Resort.

    BalasHapus

Copyright © Delight9

Designed by Templatezy